Assalamu'alaikum Wr. Wb
Makrifat berasal dari kata arafa, ya’rifu, irfan, ma’rifat yang
artinya pengetahuan dan pengalaman. yaitu perpaduan dari
syariat-tarikat-hakikat yang nantinya menuju kepada “mengenal Allah dan keilmuan
(kunci/kode) alam semesta yang
termuat dalam Al Quran serta mentaati syariat Rasulullah SAW.”
Rasulullah SAW sendiri
menjanjikan hal ini dan baginda pernah menyebut bahwa umatnya dapat melihat
Allah SWT di saat fana maupun jaga (sadar). Kezahiran-Nya sangat
nampak pada hamba.
Al insanu syirri wa ana syirrohu
Artinya: “Adapun insan itu Rahasiaku dan Aku pun Rahasianya”.
Khalakal insanu ala surati Rahman
Kesimpulannya, INSAN itu terdiri daripada tiga
unsur, yaitu Jasad, Ruh (Nyawa) dan Allah. Adapun Jasad,
Nyawa, dan Allah Ta’ala, bagaikan
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Umpama
langit, bumi, dan makhluk yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
yang lain. Dari segi makrifat Allah SWT itu Esa pada wujud hamba.
QS. Al Qaf:16: “Aku lebih dekat
dari urat lehernya”.
QS. Az Zariyat: 21: “Dalam diri kamu
mengapa tidak kamu perhatikan”
QS. Al Hadid: 4: “Aku beserta
hambaku di mana saja dia berada”.
Sekarang, mari kita lihat pula
bagaimana Nabi Musa melihat Tuhannya, seperti yang diceritakan di dalam Al
Quran. Allah SWT berfirman mengisahkan permintaan Musa untuk melihatNya
QS Al A’raaf: 143:
“Dan tatkala
Nabi Musa datang pada waktu yang kami telah tentukan itu, dan Tuhannya
berkata-kata dengannya, maka Nabi Musa (merayu dengan) berkata:” Wahai
Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku (Dzat-Mu Yang Maha Suci) supaya aku dapat
melihat-Mu.” Allah berfirman: ”Kamu sekali-kali tidak dapat
melihat-Ku”.
(Rahasianya: Tidak ada seorangpun yang dapat
melihat Allah, hanya Allah dapat melihat Allah).
Karena orang beriman selalu memandang tajalli kekuasaan Allah SWT secara nyata pada ainul
yakin (pandangan keyakinan) yang
bergerak pada alam semesta dan kekuasaan haqqul yakin (pandangan mata hati) yang bernuansa secara gaib yang bergerak dalam
batin dan pada unsur bayang-bayang kekuasaan Allah SWT. Diatasnya haqqul yakin masih ada lagi kamalul yakin (kesempurnaan keyakinan) dan keyakinan ini bisa dirasakan setelah kita
telah berjumpa dengan Allah di akhirat nanti. Namun ada juga bagi orang-orang khusus
dicintai-Nya yang telah diberi hidayah karomah-Nya dan yang telah dibukakan
hijab-Nya pada “kamalul
yakin” di dalam dunia.
Adapun nasehat/dalil tentang kewajiban ber-Makrifat:
1. Awaludin Ma’rifatullah.
Artinya : Awal
agama adalah mengenal Allah.
2.
Layasul Shalat Illa Bin Ma’rifat.
Artinya
:Tidak syah shalat tanpa mengenal Allah.
3.
Man Arafa
Nafsahu Fakade Arafa Rabbahu.
Artinya: Barang
siapa mengenal dirinya niscaya dia pasti akan mengenal Tuhannya.
4.
Alastubirabbikum Qolu Bala
Syahidna.
Artinya: Bukankah
aku ini Tuhanmu? Betul engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi. (QS. Al-Araf:
172)
5.
Al Insannu Sirri Wa Annallahu
Sirruhu.
Artinya: Manusia
itu rahasiaKu dan Aku-pun (Allah) rahasia baginya.
6.
Wafi Amfusikum Afala Tubsiruun.
Artinya: Aku
(Allah) ada di dalam jiwamu, mengapa kamu sendiri tidak dapat melihat (Q.S.
Adz-Dzariyat: 21)
7.
Wanahnu Akrabi Min Habil Wariz.
Artinya: Aku
(Allah) lebih dekat dari urat nadi lehermu.
8. Laa Tak Budu Rabbana Lam Yarah
Artinya: Aku
tidak akan menyembah Allah bila aku tidak melihat-Nya lebih dahulu.
9.
Innahu Alimun Bizatish Shudur.
Artinya:
Sesungguhnya Aku (Allah) Maha Mengetahui segala isi hati (Q.S Al Mulk:13).
10.
Wa Huwa Ma Akum Ainama Kuntum.
Artinya: Aku
(Allah) berada dimana saja kamu berada. (Q.S. Al-Hadid: 4).
11. Kemanapun Engkau Hadapkan Wajahmu Disitulah Wajah
Allah” (QS. Al-Baqarah: 115).
Wa'alaikumussalam Wr. Wb
Wa'alaikumussalam Wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar